Minggu, 12 Juni 2011

Biografi Masashi Kishimoto - Pembuat Komik Naruto

Komik atau Anime yang satu ini memang telah membuat jutaan orang di Dunia tergila-gila akan kisahnya. Inilah Biografi pembuatnya. Masashi Kishimoto Lahir di Perfektur Okayama pada tahun 1974 sebagai kakak dari 2 anak kembar(adik Masashi Kishimoto bernama Seishi Kishimoto, yang adalah mangaka dari 666 Satan). Masashi terkenal sebagai salah satu mangaka(=pengarang komik) terhebat sepanjang sejarah hanya dalam beberapa tahun, dengan komiknya yang sangat disukai dan populer yaitu Naruto. Naruto lantas menjadi salah satu manga yang terpopuler dan bestseller, dibaca oleh jutaan orang di berbagai belahan dunia.


Saat Kishimoto-sensei masih kecil, acara TV yang paling favorit salah satunya adalah Doraemon. Semua teman-teman Masashi Kishimoto menyukai Doraemon dan menggambar karakter-karakternya. Kishimoto-sensei adalah yang paling perfeksionis. Ia menunjukkan bagian mana yang salah pada gambar teman-temannya dan menunjukkan cara menggambar yang benar.

Waktu beranjak SD, Masashi Kishimoto sangat suka menggambar. Selama sekolah ia mencoret buku catatannya dengan gambarannya, bahkan ia tetap menggambar saat ia sedang bermain petak umpet dengan teman-temannya sambil menunggu ditangkap. Anime favorit Kishimoto-sensei adalah Doraemon, sampai suatu hari ia melihat Mobile Suit Gundam, semua yang ia gambar adalah karakter dari anime tersebut.

Setelah tergila-gila menggambar Mobile Suit Gundam, muncul anime baru, yaitu manga terkenal dari Akira Toriyama-sensei: Dr. Slump. Masashi Kishimoto bercerita tentang betapa ia tidak percaya, bagaimana bisa gambar Dr. Slump sangat bagus dan ia mulai menggambar karakter-karakter anime itu. Ia bahkan sampai ikut serta dalam lomba menggambar Arale-chan menggunakan crayon.

Menjelang kelulusan SD, Kishimoto sangat tergila-gila pada Dragon Ball, manga paling terkenal dari Akira Toriyama-sensei. Kishimoto-sensei sempat benyatakan betapa ia sangat terobsesi pada Toriyama-sensei, “Beliau bagaikan dewa bagiku, aku selalu menggambar tiap karakter yang bermunculan dalam Dragon Ball.” Dan akhirnya Masashi Kishimoto membuat keputusan yang tidak akan ia sesali. Ia mulai dengan berpikir “Manga itu luar biasa” dan ia ingin menjadi mangaka populer seperti Akira Toriyama. Kishimoto membuat karya pertamanya yang berjudul “Hiatari-kun”, tentang seorang remaja ninja.

Ketika menginjak SMP, Kishimoto memfokuskan diri pada hal lain selain menggambar. Baseball mengambil bagian penting pada saat itu. Menggambarpun hampir tidak ia lakukan lagi karena tidak ada waktu. Namun pada suatu hari ia melihat poster yang menurutnya sangat bagus. Gambar itu ternyata adalah “Akira” karya Katsuhiro Ootomo.

Kishimoto mulai menggambar “Akira”, dan gaya gambarnya berubah banyak. Tapi, betapa banyakpun ia mencoba meniru, ia tidak bisa. Mustahil untuk ditiru. Efek, desain, dan setiap detil gambar tersebut amat berbeda dari mangaka lain. Akhirnya Kishimoto-sensei menyadari, karya yang hebat adalah karya original, dan meniru gambar orang lain tidak berguna.

Kishimoto mencoba menggambar dengan cirinya sendiri, tetapi ia tetap tidak bisa. Ia pun akhirnya menyerah dan mengahabiskan sepanjang masa SMPnya untuk meniru gambar Ootomo-sensei.

Saat ia di kelas XI, Kishimoto berhasil merampungkan komik pertamanya yang berisi 31 halaman. Ia menanyakan pendapat adiknya. Tapi yang ia dapat hanya “Jelek”. Ia tidak terima perkataan itu dan bertanya lagi pada ayahnya. Ternyata jawaban ayahnya sama saja. Kishimoto tetap antusias dan mengirimkan komiknya itu untuk Jump Magazine Award, tapi gagal dan komik itu selamanya menjadi tumpukan terbawah pada meja gambarnya.

Kishimoto tidak menyerah dan membuat banyak komik lagi. Tetapi komiknya selalu saja tidak bagus. Ia heran mengapa komiknya tidak bagus dan apa yang membuat komik orang lain bisa lebih bagus?

Karena ia menghabiskan waktunya untuk mencari jawaban tersebut, Kishimoto lulus SMA dengan peringkat 38 dari 39 siswa. Keaaan menjadi serba salah. Tidak pandai menggambar komik, juga tidak pintar di sekolah, lalu akan jadi apa ia nanti? Masashi Kishimoto tidak menyerah dan berusaha lebih keras untuk menjadi mangaka Jump. Jika sekarang Kishimoto mengingat kembali semuanya, Ia tidak banyak berpikir, “Yah, semua akan berhasil!. Syukurlah karena aku bodoh!”

Sekarang Masashi Kishimoto berhasil meraih impiannya menjadi Mangaka Jump yang terkenal, komiknya tentang ninja yaitu Naruto menjadi salah satu yang paling populer dan paling diminati di berbagai penjuru dunia. Semua yang usaha yang dilakukannya membuahkan hasil. Masashi Kishimoto menjadi contoh dan inspirasi yang nyata, dan akan menjadi salah satu yang terhebat sepanjang sejarah.

"Perjuangan Hidup Senantiasa Tidak memihak kepada siapa yang lebih kuat atau lebih cepat, tapi lambat laun sang pemenang adalahborang yang berfikir bahwa dia pasti menang"

Selasa, 07 Juni 2011

Seni rupa modern (kontenporer.)

A.    Pengertian

Modernisme adalah aliran atau mazhab estetika pembaruan yang mengiringi perkembangan desain dan seni rupa pada umumnya menjelang abad ke-20. Pada perkembangan akhir modernisme, cenderung mengagungkan fungsi menjadi nafas utama paham ini, terbukti hanya menampilkan bentuk kaku, kering dan mengakui seniman sebagai “MANUSIA JENIUS”.



Setiap karya seni modern selalu disertakan nama senimannya tersebut. Karya seni modern cenderung mengedepankan kesederhanaan dan bersifat universal. Seorang seniman modern akan melihat dunia yang sedang dihadapinya sebagai objek lukisan seolah-olah seperti baru saja objek itu diciptakan. Satu syarat yang masih dituntut oleh seni modern dan bahkan menjadi ciri khasnya ialah “kreativitas”.

Bagaimana keterkaitan antara modernisme dengan kontemporer.?
Merujuk kepada apa yang diutarakan oleh Sarah Newmeyer, bahwa seni modern itu boleh jadi berupa gambar bison yang digoreskan 20.000 tahun yang lalu dan boleh jadi juga karya Picasso yang baru saja diselesaikan pagi ini. Dari kedua penafsiran di atas, sangat berbeda dengan seni kontemporer, karena seni kontemporer cenderung diartikan sebagai seni masa kini.


B.    Ciri-ciri dan Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)
1.    Ciri-ciri seni modern (Desain dan Seni Rupa)

  • Minimalis
  • Rasionalitas/Rationality
  • Dominant bentuk-bentuk geometris
  • Tidak ada unsur ornament
  • Univeesal
  • Fungsionalitas diprioritaskan
  • Orisinalitas/kemurnian/purity
  • Penguatan dalam konsep
  • Kreativitas 
  • Memutus hubungan dengan sejarah


2.    Unsur-unsur Modernisme
  • Eksperimen
  • Pembaruan (Inovation)
  • Kebaruan (Novelty)
  • Orisinalitas


C.    Fungsi dan Tujuan Seni Modern

1.    Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis

Fisik :

Munculnya bentuk-bentuk desain arsitektur yang baru dan desain-desain lainnya seperti  alat-alat transportasi, fashion dll

Psikis:
Mengurangi kejenuhan penikmat karya seni, karena muncul berbagai aliran baru  seperti pada seni lukis dan cabang seni lainnya.

2.    Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern  selalu menyertakan nama senimannya pada setiap karya yang diciptakan.

3.    Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru dari hasil eksperimen para seniman modern.


D.    Perbedaan Modernisme dengan Posmodern (Seni Rupa dan Desain)

Sebelum kita membahas perbedaan modernisme dengan postmodern dalam bidang seni, perlu kita ketahui seperti apa ciri dari postmodern. Paham postmodern sangat sulit didefinisikan, tetapi dari segi cirinya, kita dapat membedakan antara modernisme dengan postmodern. 

Paham postmodern menyuarakan penentangannya terhadap kemapanan paham modern yang telah membawa manusia kehilangan jati dirinya, sehingga mengakibatkan msayarakat yang seragam, serba kaku, mengabaikan keanekaragaman budaya bangsa-bangsa di dunia, sedangkan postmodern memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap tumbuhnya kebudayaan bangsa-bangsa yang begitu berpariasi.


Berikut adalah beberapa ciri postmodern yang menjadi sumber perbedaaannya dengan modernisme :

  1. Menolak gaya yang tunggal (universal)dan lebih memperjuangkan pluralisme gaya.
  2. Sejarah dan tradisi dihidupkan kembali
  3. Ornamen dan dekorasi dianggap penting
  4. Kontradiksi (menyatu dengan yang lama)
  5. Seni dianggap sebagai bahasa atau system tanda (semiotika)
  6. Tidak mengedepankan fungsi

Dari kedua aliran/paham di atas (modernisme dan postmodern), kita tentu tidak bisa lepas dari paham seni tradisional, karena seni tradisional merupakan sumber dari paham yang ada. Seni tradisional  adalah seni yang dibuat secara turun-temurun sebagai karya kolektif dari sebuah masyarakat. Berikut adalah ciri-ciri dari seni tradisional :

  1. Nama seniman tidak disertakan pada karya, karena dianggap sebagai karya bersama.
  2. Bersifat religius dan magis
  3. Selalu mengacu pada budaya daerah setempat
  4. Ornamen selalu disertakan (diprioritaskan)

Kamis, 02 Juni 2011

pandangan msyarakat modern tentang Seni Rupa Tradisional

Seni Rupa Tradisional
Istilah tradisional berasal dari kata “tradisi” yang menunjuk kepada suatu institusi, artefak, kebiasaan atau prilaku yang didasarkan pada tata aturan atau norma tertentu baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara singkat dapat dikatakan bahwa karya seni rupa tradisional adalah karya seni rupa yang bentuk dan cara pembuatannya nyaris tidak berubah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bukan hanya itu, nilai dan landasan filosofis yang berada dibalik bentuk karya seni rupa tradisional tersebut pun umumnya relatif tidak berubah dari masa-ke masa. Bentuk-bentuk seni rupa tradisional ini dibuat dan diciptakan kembali mengikuti suatu aturan (pakem) yang ketat berdasarkan sistem keyakinan atau otoritas tertentu yang hidup dan terpelihara di masyarakatnya. Dalam konteks perkembangan seni rupa di Barat (Eropa), istilah seni rupa tradisional ini menunjukkan pada otoritas penguasa agama (gereja), raja dan para bangsawan. Para seniman tradisional menciptakan karya berdasarkan keinginan atau aturan yang telah ditetapkan sesuai ”selera” institusi-institusi tersebut dan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, sepanjang kekuasaan institusi-institusi tersebut.
Berdasarkan pengertian seni tradisional yang telah disebutkan di atas, kita menjumpai berbagai karya seni rupa di Indonesia khususnya karya-karya seni kriya dapat dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional. Banyak sekali benda-benda kriya yang tersebar dikepulauan Nusantara, yang bentuk, bahan dan cara pembuatannya hingga saat ini tidak mengalami perubahan yang berarti sejak pertama kali diciptakannya. Karya-karya seni tradisi ini umumnya hidup di lingkungan masyarakat yang masih kuat memegang norma atau adat istiadat yang diwariskan para leluhurnya. Perubahan umumnya terjadi pada fungsi dari benda-benda kriya tersebut yang semula berfungsi sebagai benda pakai atau benda-benda pusaka kini menjadi benda hias atau cindera mata. Perubahan sistem sosial dan budaya masyarakat serta kemajuan teknologi berperan besar mempengaruhi perubahan fungsi benda-benda tersebut.
Pada perkembangan selanjutnya dalam konteks seni rupa dunia, istilah seni rupa tradisional kerap ditujukan kepada karya seni rupa non Barat. Sifatnya yang mentradisi dan tidak berubah ini menjadi pembeda utama dengan karya seni rupa Modern yang senantiasa menuntut inovasi dan kebaruan. Ciri lain dari karya-karya seni rupa tradisional ini adalah latar belakang penciptaan atau pembuatannya yang senantiasa terikat oleh fungsi atau konteks tertentu. Pada karya-karya komunal seperti itu, peran ekspresi individu senimannya nyaris tidak tampak. Hak penciptaan karya seni rupa bukan milik perorangan tetapi milik masyarakat pendukungnya. Dengan demikian hampir tidak ada karya seni rupa tradisional yang menggunakan inisial pembuatnya seperti yang umumnya terdapat pada karya-karya seni Modern.
Karya seni rupa tradisional tersebar luas dari ujung Barat hingga ujung Timur kepulauan Nusantara (Indonesia). Sejak masuknya kolonialisme barat (penjajahan bangsa Eropa) ke kepulauan Nusantara dan berkembangnya paham seni rupa Modern di Eropa, maka karya-karya seni rupa Nusantara di luar kategori karya yang menggunakan konsep Modern tersebut dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional. Pengkategorian ini dalam pandangan yang sempit seringkali digunakan untuk menunjukkan karya seni rupa yang bermutu tinggi (modern) dengan karya yang bermutu rendah (tradisional). Pengaruh penjajahan bangsa Barat yang cukup lama di kepulauan Nusantara menyebabkan pandangan semacam ini terus berkembang yang memandang karya-karya seni kriya (seni rupa tradisional) lebih rendah dari karya seni lukis atau patung modern. Hal tersebut tidak terlepas dari pandangan sebagian masyarakat yang memandang modern identik dengan kemajuan dan perkembangan sedangkan tradisional identik dengan stagnasi, kuno atau ketinggalan jaman. Sikap dan cara mengapresiasi yang keliru ini seringkali menyebabkan karya-karya seni rupa tradisional yang sesungguhnya bernilai tinggi terabaikan dan terlupakan. Padahal karya-karya seni rupa tradisional Nusantara ini memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan dan menjadi gagasan dalam berkarya seni rupa. Apresiasi yang tepat diharapkan dapat menghasilkan inovasi karya-karya seni rupa yang memiliki cirikhas Indonesia.

13 - Overtaken.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - 13 - Overtaken.mp3

13 - Overtaken.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - <a href="http://www.4shared.com/audio/B2bAACGf/13_-_Overtaken.html" target="_blank">13 - Overtaken.mp3</a>